Jumat, 31 Oktober 2014

Titin Anisa, Mahasiswa STKS Bandung asal Sumatera Barat mengikuti kegiatan Youth Peace Ambassador



Part 2
SEVENTH INTERNATIONAL YOUTH PEACE AMBASSADOR TRAINING WORKSHOP (YPA7) di Kathmandu and Lumbini, Nepal.
19 – 25 Januari 2014

Tak terbayangkan, bertepatan pada tanggal 19-25 january 2014, saya mewakili Indonesia di kancah internasional, dalam kegiatan SEVENTH INTERNATIONAL YOUTH PEACE AMBASSADOR TRAINING WORKSHOP (YPA7) di Kathmandu and Lumbini, Nepal. Pada awalnya, saya memulai aktif dikegiatan DUTA ANAK SUMATERA BARAT. Tak puas dengan itu saja, ajang internasional pun ingin saya selami. Tapi tetap pada kodrat saya, berpatokan pada Hak-hak anak.
            Kita memulai perjalanan pada tanggal 17 January 2014. Kami perwakilan dari INDONESIA sebanyak 13 orang yang tersebar dari berbagai provinsi, yakni Sumatera Barat, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Pontianak, dan lain sebagainya. Kami berkumpul dan bertemu untuk pertama kalinya di Kuala Lumpur (LCC Terminal).  Mungkin perasaan canggung pun menghampiri kami,dikarenakan kali pertama bertemu dengan orang-orang ini.
            Dengan memiliki perasaan senegara, kamipun mulai mengenal satu sama lain, walaupun sangat instan. Kami mulai mencairkan suasana dengan foto bersama sebelum keberangkatan dan saling bertukar pikiran satu sama lain.





Foto  1 : sewaktu memulai keberangkat ke Kathmandu,Nepal.

            Sesampai kita di Tribhuvan International Airport, Nepal. Kami langsung disambut panitia dan dibawa ke Hilltake Health Spa & Resort. Pada tanggal 18 januari 2014,kami langsung memulai aktivitas di Nepal. Disambutlah kami dengan acara NEPAL CULTURAL FEST pada malam harinya. Sentak kami dimanjakan dengan budaya, baik itu tarian, cindera mata, dan baju-baju adat khas Nepal. Setidaknya kami dibekali sama buku-buku pengenalan negara Nepal.
            Sampailah pada saat yang ditunggu, tanggal 19 januari 2014, dimulailah aktifitas kami di YPA7. Dimulai dengan pembukaan acara, dan pengenalan tentang Youth Peace Ambassador 1-6 dan pengenalan sesama anggota YPA7.
            Sontak udara dinginpun kami rasakan. Yang awalnya kami hanya merasakan suhu indonesia yang tropis dan cenderung hangat, sekarang kami harus dihadapkan dengan suhu ekstrem sampai 3 derjat celcius. Huhuhu..... Alangkah dinginnya tempat itu, tak heran ada salah satu rekan kami dari indonesia yang jatuh sakit untuk beberapa hari. Dan yang paling disayangkan, makanan mereka sangat berbeda dengan masakan Indonesia, khususnya rempah-rempahnya. Satu lagi, tak ada daging, ayam dan ikan disana, otomatis kami vegetarian selama satu minggu.
            Dihari pertama YPA7, kami diharuskan memaparkan apa kegiatan yang telah dilakukan sebelum mengikuti YPA7. Saya yang domisilinya berkutat dibidang pemenuhan hak-hak anak, kami langsung memaparkannya didepan anggota YPA7 lainnya.

Foto 2 : Kami memaparkan program Duta Anak Sumatera Barat

            Pada hari keduanya bertepatan tanggal 20 januari 2014, kami di wajibkan membuat suatu Action Plan yang mana akan kami kerjakan selama setahun kedepan. Kami yang awalnya terdiri dari 3 orang perwakilan Sumatera Barat (Titin Anisa, Rinaldi Hermansyah, Hary Novar) sekarang kedatangan satu orang tambahan di group kami. Berkaitan dengan Action Plan, kami tetap berkukuh di bidang pelayanan Anak. Dan akhirnya sekarang kami mengangkat tema “CHARITY FOR CHILDREN WITH ARTIFITIAL LEGS” .
            Tujuan kami mengambil tema ini, dikarenakan banyaknya orang yang memiliki keterbatasan fisik,banyak yang putus asa dan butuh suntikan support. “Siapa bilang kami berbeda? “
Nah dengan ini,kami mulai mencari akarnya,yang dimulai dengan anak-anak yang disabilitas, khususnya yang keterbatasan pada aktifitas berjalan, yakni kaki. Project kami ini bertumpu pada penyambung kaki bagi anak-anak yang mengalami kecacatan kaki.
            Project kami ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Mr. Darrl Macer selaku Director Eubios Ethics Institute. Dengan batu suntikan itu,menambahkan semangat pula bagi kami dalam pengerjaan project ini.
            Disela-sela waktu coffe break, kami selaku Indonesian delegation menyempatkan untuk berfoto bersama, kami kompak untuk memakai baju batik pada hari kedua conferens
Foto 3 : Indonesian delegation berfoto bersama dengan memakai batik.

Foto  4 : kami memaparkan hasil action plan kami tentang charity for children with artifitial legs (Titin Anisa, Rinaldi Hermansyah, Angraini Charisma, hary Novar)

Foto 5 : Hasil Action Plan kami direvisi oleh Mr. Darrl

            Setiap harinya kami berkutat dengan Action Plan masing-masing. Dan datanglah waktu yang ditunggu-tunggu, pada tanggal 22 januari, kami semua partisipan YPA7,melakukan perjalanan 8 jam ke kota Lumbini by land. Banyak pengalaman unik yang kami dapatkan disana, baik itu saling menyanyikan lagu negara masing-masing, saling belajar bahasa negara masing-masing ketika didalam bis, dan pengalaman paling unik ketika ban dari bis kami mengalami kebocoran . Sambil menunggu bapak sopir untuk membenahi bannya. Mr.Darrl mengambil inisiatif untuk membuat game kecil di lapangan sekitar.
Foto 6 : Mr. Darrl mengajak kami untuk bermain game kecil sewaktu menunggu pergantian ban mobil

            Sesampai di Lumbini, kami disajikan dengan makanan yang berbeda dengan di Kathmandu, untunglah ada masakan yang berbau Ayam goreng disana, setidaknya menolong perut kami yang merindukan ayam goreng .. hahah #curhat.
            Kami diajak mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Lumbini, dan tak heran Nepal disebut dengan Negara Seribu Candi,dan memang bnyak sekali ditemukan candi-candi disana. Dan domisili warga Nepal yakni Budha.
Foto 7 : Kami berfoto bersama di salah satu temple yang terkenal di Lumbini

            Hari berganti hari, dan kami banyak mendapatkan pengalaman disana,baik tentang penanganan bencana, hypnoterapi, action plan, yoga, pengenalan tentang budha,filosofi work dan lain sebagainya. Tak terasa tanggal 25 januari telah datang. Pada hari ini akan diberikan sertifikat bagi partisipan YPA7. Dan berkhirnya acara Youth Peace Ambassador 7 ditutup dengan Farewell Lunch.
Foto 8 : Pemberian sertifikat dari Direktur Eubios, General Manager dan Presiden Youth UNESCO’s Club

Foto 9 : Foto bersama pada acara penutupan Youth Peace Ambassador 7 di Nepal
            Banyak pembelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman diatas, baik itu menambah relasi dari masing-masing negara sahabat, menambah ilmu pengetahuan, dan masing banyak lagi. Pengalaman itu hanya sekali,kesempatan itu juga datangnya sekali, Pengalaman lain juga akan datang, tapi pasti berbeda dengan pengalaman sebelumnya. Maka nikmatilah pengalaman yang engkau dapati, ambil sisi potitifnya, apabila ada sisi negatif dari pengalaman itu, carilah sisi terbaliknya ,unuk menemukan yang positifnya.

“jangan takut untuk inofatif, jangan takut menentang menyontek”
“Jangan takut untuk terbalik, jangan takut untuk berbeda”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar