Part 2
SEVENTH
INTERNATIONAL YOUTH PEACE AMBASSADOR TRAINING WORKSHOP (YPA7) di Kathmandu and Lumbini, Nepal.
19 – 25 Januari 2014
Tak
terbayangkan, bertepatan pada tanggal 19-25 january 2014, saya mewakili Indonesia di kancah
internasional, dalam kegiatan SEVENTH INTERNATIONAL
YOUTH PEACE AMBASSADOR
TRAINING WORKSHOP (YPA7) di Kathmandu and Lumbini, Nepal. Pada awalnya, saya
memulai aktif dikegiatan DUTA ANAK SUMATERA BARAT. Tak puas dengan itu saja,
ajang internasional pun ingin saya selami. Tapi tetap pada kodrat saya, berpatokan
pada Hak-hak anak.
Kita
memulai perjalanan pada tanggal 17 January 2014. Kami perwakilan dari INDONESIA
sebanyak 13 orang yang tersebar dari berbagai provinsi, yakni Sumatera Barat,
Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Pontianak, dan lain
sebagainya. Kami berkumpul dan bertemu untuk pertama kalinya di Kuala Lumpur
(LCC Terminal). Mungkin perasaan
canggung pun menghampiri kami,dikarenakan kali pertama bertemu dengan
orang-orang ini.
Dengan
memiliki perasaan senegara, kamipun mulai mengenal satu sama lain, walaupun
sangat instan. Kami mulai mencairkan suasana dengan foto bersama sebelum
keberangkatan dan saling bertukar pikiran satu sama lain.
Foto
1 : sewaktu memulai keberangkat ke Kathmandu,Nepal.
Sesampai
kita di Tribhuvan International Airport, Nepal. Kami langsung disambut panitia
dan dibawa ke Hilltake Health Spa & Resort. Pada tanggal 18 januari
2014,kami langsung memulai aktivitas di Nepal. Disambutlah kami dengan acara
NEPAL CULTURAL FEST pada malam harinya. Sentak kami dimanjakan dengan budaya, baik
itu tarian, cindera mata, dan baju-baju adat khas Nepal. Setidaknya kami
dibekali sama buku-buku pengenalan negara Nepal.
Sampailah
pada saat yang ditunggu, tanggal 19 januari 2014, dimulailah aktifitas kami di
YPA7. Dimulai dengan pembukaan acara, dan pengenalan tentang Youth Peace
Ambassador 1-6 dan pengenalan sesama anggota YPA7.
Sontak
udara dinginpun kami rasakan. Yang awalnya kami hanya merasakan suhu indonesia
yang tropis dan cenderung hangat, sekarang kami harus dihadapkan dengan suhu ekstrem
sampai 3 derjat celcius. Huhuhu..... Alangkah dinginnya tempat itu, tak heran
ada salah satu rekan kami dari indonesia yang jatuh sakit untuk beberapa hari. Dan
yang paling disayangkan, makanan mereka sangat berbeda dengan masakan Indonesia,
khususnya rempah-rempahnya. Satu lagi, tak ada daging, ayam dan ikan disana,
otomatis kami vegetarian selama satu minggu.
Dihari
pertama YPA7, kami diharuskan memaparkan apa kegiatan yang telah dilakukan
sebelum mengikuti YPA7. Saya yang domisilinya berkutat dibidang pemenuhan
hak-hak anak, kami langsung memaparkannya didepan anggota YPA7 lainnya.
Foto 2 : Kami memaparkan program Duta Anak
Sumatera Barat
Pada
hari keduanya bertepatan tanggal 20 januari 2014, kami di wajibkan membuat
suatu Action Plan yang mana akan kami kerjakan selama setahun kedepan. Kami
yang awalnya terdiri dari 3 orang perwakilan Sumatera Barat (Titin Anisa,
Rinaldi Hermansyah, Hary Novar) sekarang kedatangan satu orang tambahan di
group kami. Berkaitan dengan Action Plan, kami tetap berkukuh di bidang
pelayanan Anak. Dan akhirnya sekarang kami mengangkat tema “CHARITY FOR CHILDREN WITH ARTIFITIAL LEGS” .
Tujuan
kami mengambil tema ini, dikarenakan banyaknya orang yang memiliki keterbatasan
fisik,banyak yang putus asa dan butuh suntikan support. “Siapa bilang kami
berbeda? “
Nah dengan ini,kami mulai mencari akarnya,yang dimulai dengan anak-anak yang disabilitas, khususnya yang keterbatasan pada aktifitas berjalan, yakni kaki. Project kami ini bertumpu pada penyambung kaki bagi anak-anak yang mengalami kecacatan kaki.
Nah dengan ini,kami mulai mencari akarnya,yang dimulai dengan anak-anak yang disabilitas, khususnya yang keterbatasan pada aktifitas berjalan, yakni kaki. Project kami ini bertumpu pada penyambung kaki bagi anak-anak yang mengalami kecacatan kaki.
Project
kami ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Mr. Darrl Macer selaku
Director Eubios Ethics Institute. Dengan batu suntikan itu,menambahkan semangat
pula bagi kami dalam pengerjaan project ini.
Disela-sela
waktu coffe break, kami selaku Indonesian delegation menyempatkan untuk berfoto
bersama, kami kompak untuk memakai baju batik pada hari kedua conferens
Foto 3 : Indonesian delegation berfoto
bersama dengan memakai batik.
Foto
4 : kami memaparkan hasil action plan kami tentang charity for children
with artifitial legs (Titin Anisa, Rinaldi Hermansyah, Angraini Charisma, hary
Novar)
Foto 5 : Hasil Action Plan kami direvisi
oleh Mr. Darrl
Setiap
harinya kami berkutat dengan Action Plan masing-masing. Dan datanglah waktu
yang ditunggu-tunggu, pada tanggal 22 januari, kami semua partisipan
YPA7,melakukan perjalanan 8 jam ke kota Lumbini by land. Banyak pengalaman unik
yang kami dapatkan disana, baik itu saling menyanyikan lagu negara masing-masing,
saling belajar bahasa negara masing-masing ketika didalam bis, dan pengalaman
paling unik ketika ban dari bis kami mengalami kebocoran . Sambil menunggu
bapak sopir untuk membenahi bannya. Mr.Darrl mengambil inisiatif untuk membuat
game kecil di lapangan sekitar.
Foto 6 : Mr. Darrl mengajak kami untuk
bermain game kecil sewaktu menunggu pergantian ban mobil
Sesampai
di Lumbini, kami disajikan dengan makanan yang berbeda dengan di Kathmandu,
untunglah ada masakan yang berbau Ayam goreng disana, setidaknya menolong perut
kami yang merindukan ayam goreng .. hahah #curhat.
Kami
diajak mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Lumbini, dan tak heran Nepal
disebut dengan Negara Seribu Candi,dan memang bnyak sekali ditemukan
candi-candi disana. Dan domisili warga Nepal yakni Budha.
Foto 7 : Kami berfoto bersama di salah
satu temple yang terkenal di Lumbini
Hari
berganti hari, dan kami banyak mendapatkan pengalaman disana,baik tentang
penanganan bencana, hypnoterapi, action plan, yoga, pengenalan tentang budha,filosofi
work dan lain sebagainya. Tak terasa tanggal 25 januari telah datang. Pada hari
ini akan diberikan sertifikat bagi partisipan YPA7. Dan berkhirnya acara Youth
Peace Ambassador 7 ditutup dengan Farewell Lunch.
Foto 8 : Pemberian sertifikat dari
Direktur Eubios, General Manager dan Presiden Youth UNESCO’s Club
Foto 9 : Foto bersama pada acara penutupan
Youth Peace Ambassador 7 di Nepal
Banyak
pembelajaran yang dapat saya petik dari pengalaman diatas, baik itu menambah relasi
dari masing-masing negara sahabat, menambah ilmu pengetahuan, dan masing banyak
lagi. Pengalaman itu hanya sekali,kesempatan itu juga datangnya sekali,
Pengalaman lain juga akan datang, tapi pasti berbeda dengan pengalaman
sebelumnya. Maka nikmatilah pengalaman yang engkau dapati, ambil sisi
potitifnya, apabila ada sisi negatif dari pengalaman itu, carilah sisi
terbaliknya ,unuk menemukan yang positifnya.
“jangan takut untuk inofatif, jangan takut
menentang menyontek”
“Jangan takut untuk terbalik, jangan takut untuk berbeda”
“Jangan takut untuk terbalik, jangan takut untuk berbeda”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar